BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
       Anak yatim adalah anak yang ditinggalkan mati ayahnya selagi ia belum mencapai umur balig. Dalam Islam, anak yatim memiliki kedudukan tersendiri. Mereka mendapat perhatian khusus dari Rasulullah saw. Ini tiada lain demi untuk menjaga kelangsungan hidupnya agar jangan sampai telantar hingga menjadi orang yang tidak bertanggung jawab.
       Oleh karena itu, banyak sekali hadis yang menyatakan betapa mulianya orang yang mau memelihara anak yatim atau menyantuninya. Sayang, anjuran Beliau itu sampai kini belum begitu mendapat tanggapan yang positif dari masyarakat. Hanya sebagian kecil saja umat Islam yang mau memperhatikan anjuran itu. Hal ini semestinya tidak layak dilakukan umat Islam yang inti ajarannya banyak menganjurkan saling tolong sesama.

B.      Rumusan Masalah
1.    Apa itu yatim piatu?
2.    Bagaimanakah hadits tentang anak yatim piatu?
3.    Bagaimana perilaku kita terhadap anak yatim piatu?
4.    Apasaja keutamaan mencintai anak yatim piatu?

C.      Tujuan Masalah
1.    Untuk mengetahui definisi yatim piatu.
2.    Untuk mengetahui hadits-hadits tentang anak yatim iatu.
3.    Untuk mengetahui cara memperlakukan anak yatim piatu.
4.    Untuk mengetahui keutamaan mencintai anak yatim.





BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Membaca
1.  Menurut KBBI
Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati).[1]
2.    Bahasa Inggris
See and understand the content of what is written (by oral or just in the heart)
3.    Bahasa Arab
القراءة هي رؤية وفهم محتويات ما هو مكتوب من خلال التعبير عن أو في القلب فقط
4.  Menurut Mr. Smith dalam buku Mr. Ginting terbitan tahun 2000, membaca yaitu suatu proses yang membangun pemahaman dari bacaan (teks yang tertulis)

B.            Pengertian Menulis
1.    Menurut KBBI
Menulis adalah membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan  pena (pensil, kapur dan sebagainya).[2]
2.    Bahasa Inggris
Make letters (numbers and so on) with a pen (pencil, lime, and so on).
3.    Bahasa Arab
 الكتابة هي صنع الحروف أو الأرقام باستخدام، الأقلام ، الطباشير وغيرها
4.    Heaton
Menulis merupakan salah satu keterampilan yang sukar dan kompleks yang dikerjakan untuk menuangkan bebrbagai macam gagasan ataupu ide kedalam bentuk tulisan.

C.           Pengertian Menghafal
1.    Menurut KBBI
Menghafal adalah berusaha meresapkan kedalam pikiran agar selalu ingat.[3]
2.    Bahasa Inggris
Trying to absord into the mind to always remember.
3.    Bahasa Arab
يحاول التحفيظ استيعاب العقل لتتذكره دائمًا
4.    Menurut Bahrudin
Menghafal adalah menanamkan asosiasi kedalam jiwa.[4]

D.           Pengertian Hadits
1.    Menurut bahasa hadits adalah khabar atau berita.
2.  Menurut istilah dan para ulama hadits adalah segala sesuatu yang diberitakan dari Nabi Muhammad, baik perkataan, perbuatan, taqrir, sifat-sifat maupun hal ihwal Nabi.[5]

E.            Pengertian Yatim Piatu
      Secara bahasa berasal dari bahasa arab. yang aberarti sedih atau bermakana sendiri. Adapun menurut istilah yang dimaksud dengan anak yatim adalah anak yang ditinggal mati oleh ayahnya sebelum dia baligh. Batas seorang anak disebut yatim adalah ketika anak tersebut telah baligh dan dewasa.
    Sedangkan kata piatu bukan berasal dari bahasa arab, kata ini dalam bahasa Indonesia dinisbatkan kepada anak yang ditinggal mati oleh Ibunya.
Jadi, anak yatim-piatu adalah anak yang ditinggal mati oleh kedua orang tuanya.
       Didalam ajaran Islam, mereka semua mendapat perhatian khusus melebihi anak-anak yang wajar yang masih memiliki kedua orang tua. Islam memerintahkan kaum muslimin untuk senantiasa memperhatikan nasib mereka, berbuat baik kepada mereka, mengurus dan mengasuh mereka sampai dewasa.  Islam juga memberi nilai yang sangat istimewa bagi orang-orang yang benar-benar menjalankan perintah ini.[6]

F.            Hadits Tentang Anak Yatim Piatu
1.    Hadits tentang mencintai anak yatim piatu 1:
عن سهل بن سعيد رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: انا وكافل اليتيم في  الجنة هكدا واشار بااسبابة والوسطى وفرج بينهما (رواه البخاري)
    
       “Dari Sahli bin Sa’id R.A berkata: Rasulullah SAW. bersabda: “Saya dan orang-orang yang mengurus anak yatim itu disurga, seperti ini keadaannya: Kemudian beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah dan merenggangkan antara keduanya.”(H.R. Bukhari)[7]

Keterangan:
       Hadits tersebut menjelaskan tentang kewajiban mengasuh anak yatim. Nabi Muhammad SAW: menjelaskan, bahwa mengasuh dan menyayangi anak yatim termasuk perbuatan yang sangat mulia. Mengasuh dan menyayangi anak yatim harus dilaksanakan dengan ikhlas.
       Perintah menyantuni dan memelihara anak yatim merupakan intruksi langsung yang diamanatkan Allah SWT. Sesuai dengan namanya, anak yatim adalah anak yang patut dikasihani, dilindungi, dan dipelihara hingga ia dewasa. Rasulullah SAW. sangat peduli terhadap anak yatim, dan Rasulullah SAW. sangat memuji kepada penyantun dan pemelihara anak yatim. Rasulullah menempatkan mereka pada posisi yang tidak ada bandingnya. Mereka tidak diberi bandingan pahala 1 : 10 atau 1 : 100, tetapi langsung kepada ganjaran surga. Posisi mereka disurga sangat dekat dengan baginda Rasulullah SAW. seperti telunjuk dan jari tengah.
       Demikian pula sebaliknya, orang-orang yang menelantarkan dan membiarkan mereka menderita adalah suatu perbuatan dzalim. Orang yang dengan sengaja menelantarkan anak yatim dan memakan hak-hak anak yatim dan memakan hak-hak anak yatim akan memperoleh azab dari Allah SWT. Allah akan memasukan mereka kedalam neraka. Oleh karena itu mengasuh dan menyayangi anak yatim merupakan kewajiban kaum muslimin. [8]

2.    Hadits tentang anak yatim piatu 2:
خير بيت فى المسلمين بيت فيه يتيم يحسن اليه وشر بيت فى المسلمين بيت فيه يتيم يساء اليه  (رواه ابن ماجه عن ابى هريرة)
     
       “Sebaik-baik rumah orang islam adalah rumah yang didalamnya ada anak yatim dan diasuh dengan baik. Seburuk-buruk  rumah orang Islam adalah rumah yang didalamnya ada anak yatim yang diperlakukan dengan jahat.”(H.R Ibnu Majjah dari Abu Hurairah)[9]
Keterangan:                                                                          
       Yatim piatu (istilah di Indonesia) yang diartikan sebagai anak yang ditinggal mati oleh ayah dan ibunya. Anak-anak yatim membutuhkan bimbingan dan kasih sayang orang tua untuk perkembangan kepribadiannya. Namun, mereka tidak mendapatkan hal tersebut, karena ayah atau ibunya sudah meninggal. Maka, diperlukan orang lain yang dapat menggantikan peran orang tua untuk menuntun mereka ke jalan yang benar. Tanpa perhatian dan kasih sayang, anak-anak yang kehilangan orang tua itu, tidak dapat tumbuh secara seimbang antara jasmani dan rohaninya, sehingga memungkinkan anak mengalami perkembangan yang timpang. Oleh karena itu, Rasulullah menganjurkan umat Islam agar mau menggantikan peran ayah dan ibunya. Maka dari itu rumah yang paling mulia dalam pandangan nabi Muhammad adalah rumah yang ada anak yatim dan diasuh dengan baik. Sebaliknya sejelek-jelek rumah adalah apabila di dalamnya ada anak yatim dan disia-siakan, jika demikian maka aura keberkahan hidup tidak akan pernah terpancar di rumah tersebut beserta penghuninya.

G.           Perilaku Mencintai dan Menyayangi Anak Yatim Piatu Dalam Kehidupan
       Berbuat baik kepada anak yatim tidak hanya diperintahkan kepada orang-orang tertentu, akan tetapi setiap muslim diperintahkan untuk itu sebagaimana ia diperintahkan untuk melaksanakan semua amal yang baik dan sholih.
Perilaku menyayangi dan menyantuni anak yatim dapat diwujudkan dengan cara sebagai berikut:
1.    Selalu menyapa anak yatim piatu dengan penuh kasih sayang.
2.    Memberikan sumbangan ke panti asuhan anak yatim.
3.    Mengurus dan membiayai anak yatim yang memerlukan bantuan, dengan niat ikhlas karena Allah.
4.    Memberinya makan dan pakaian, serta menanggung kebutuhan-kebutuhan pokoknya.
5. Mengusap kepalanya serta menunjukkan kasih sayang kepadanya. Tindakan ini akan mempunyai pengaruh besar terhadap kejiwaan anak yatim.
6.  Mendidiknya dengan ikhlas, sebagaimana keikhlasanya dalam mendidik anak kandungnya sendiri.[10]

H.           Keutamaan Perilaku Mencintai dan Memelihara Anak Yatim Piatu
Adapun keuntungan mencintai dan memelihara anak yatim adalah:
1.    Mendapat Pahala dari Allah SWT. Dan bersama Rasulullah di surga
       Keutamaan yang bisa didapat dengan menyantuni anak yatim adalah memperoleh kedekatan dengan Rasulullah SAW di surga sedekat antara jari telunjuk dengan jari tengah seperti yang sudah difirmankan Rasulullah SAW.
2.    Melunakkan Hati Keras Manusia
       Seseorang yang menanggung anak yatim dan juga mengasihi anak yatim, maka akan dilembutkan hatinya oleh Allah SWT. dan dicukupi kebutuhan setiap harinya. Sebab seseorang yang mengasihi anak yatim maka akan menjadi figur orangtua untuk anak yatim tersebut. Kasih sayang yang dicurahkan pada anak yatim akan melembutkan hati sebab kekerasan hati manusia hanya berasal dari akhlak yang buruk seperti kikir, dusta, dengki dan sebagainya.
3.    Terpenuhi Kebutuhan Hidup
       Jangan pernah sia-siakan kesempatan untuk menyantuni anak yatim sebab tidak hanya berguna sebagai jaminan surga di akhirat, namun Allah SWT juga sudah menjanjikan akan memenuhi kebutuhan hidup bagi seseorang yang menyantuni anak yatim. Apabila menyantuni anak yatim dilakukan, maka akan seperti berinfak di jalan Allah dan Allah SWT juga akan melipatgandakan harta bagi hamba yang menyantuni anak yatim tersebut.
4.    Sumber Cinta Allah dan Sesama
       Sebagai makhluk Allah yang beriman dan bertaqwa, sudah seharusnya kita memiliki rasa cinta dan juga kasih sayang jika mengharapkan Allah SWT juga akan mencintai diri kita. Orang yang berbuat baik pada sesama seperti menyantuni anak yatim, maka juga akan memperoleh kasih sayang dan cinta berlimpah dari Allah SWT.
5.    Menjauhkan Dari Sikap Kikir
       Kikir menjadi sebuah penyakit manusia. Apabila kita menyantuni anak yatim atau bersedekah pada anak yatim meskipun dilakukan dengan harta yang sedikit, maka sifat kikir ini akan menghalangi sehingga membatalkan niat kita.
6.    Membawa Berkah ke Dalam Rumah
       Dengan menyantuni dan memelihara anak yatim, maka akan banyak kelimpahan berkah yang ada pada rumah tersebut tidak peduli seberapa bagus atau jelek rumah tersebut. Sebaik-baik rumah di kalangan kaum muslimin adalah rumah yang terdapat anak yatim yang diperlakukan dengan baik. Dan sejelek-jelek rumah di kalangan kaum muslimin adalah rumah yang terdapat anak yatim dan dia diperlakukan dengan buruk
7.    Mempertebal Iman dan Taqwa
       Berbuat baik dengan menyantuni anak yatim akan mempunyai iman dan taqwa yang semakin kuat dan orang beriman ini akan selalu mematuhi perintah yang diberikan Allah SWT sehingga selalu berbuat baik.[11]





BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
       Perintah menyantuni dan memelihara anak yatim merupakan intruksi langsung yang diamanatkan Allah SWT. Sesuai dengan namanya, anak yatim adalah anak yang patut dikasihani, dilindungi, dan dipelihara hingga ia dewasa. Rasulullah SAW. sangat peduli terhadap anak yatim, dan Rasulullah SAW. sangat memuji kepada penyantun dan pemelihara anak yatim. Rasulullah menempatkan mereka pada posisi yang tidak ada bandingnya. Mereka tidak diberi bandingan pahala 1 : 10 atau 1 : 100, tetapi langsung kepada ganjaran surga. Posisi mereka disurga sangat dekat dengan baginda Rasulullah SAW. seperti telunjuk dan jari tengah.
       Dan pada hadits kedua, rumah yang paling mulia dalam pandangan nabi Muhammad adalah rumah yang ada anak yatim dan diasuh dengan baik. Sebaliknya sejelek-jelek rumah adalah apabila di dalamnya ada anak yatim dan disia-siakan, jika demikian maka aura keberkahan hidup tidak akan pernah terpancar di rumah tersebut beserta penghuninya.

B.      Saran
       Akhirnya, pemakalah mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu di dalam menyelesaikan makalah kami ini. Disamping itu, kritik dan saran dari mahasiswa serta dosen pengampu dan para pembaca sangat kami harapkan, demi kebaikan kita bersama terutama bagi pemakalah.





DAFTAR PUSTAKA

Kemdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Ebta Setiawan, 2012-2017
Sunarto, Achmad. Dkk. 2012. Himpunan Hadits Shahih Bukhari. Jakarta: Annur
Sholul, Achmad. 2013. Al-Quran Hadis. Depok: CV Bina Pustaka.
Eprints.Walisongo.ac.id jurnal
Solahudin, Agus. Dkk. 2008. Ulumul Hadis. Bandung: Pustaka Setia.
Ajaj Al-Khatib, Muhammad. 1975. As-Sunah Qobla At-Tadwin. Kairo: Maktabah Wahbah.




[1]Kemdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Ebta Setiawan, 2012-2017) 
[2]Kemdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Ebta Setiawan, 2012-2017) 
[3]Kemdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Ebta Setiawan, 2012-2017) 
[4]Eprintsjurnal.Walisongo.ac.id
[5]Agus Solahudin, Agus Suyadi. Ulumul Hadis (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm 13.
[6]Muhyiddin Abdul Hamid, Kegelisahan Rasulullah Mendengar Tangisan Anak, (Yogyakarta: Dana Bakti BaktiPrima Yasa, 1999), hlm 25.
[7] Achmad Sholuhul Kholbi Muslimin. Al-Quran Hadits (Depok: CV Bina Pustaka, 2013), hlm 49.
[8] Achmad Sholuhul Kholbi Muslimin. Al-Quran Hadits. Hlm 50.
[9]Achmad Sunarto, Syamsudin Noor. Himpunan Hadits Shahih Bukhari. (Jakarta:  Annur)
[10] Achmad Sholuhul Kholbi Muslimin. Al-Quran Hadits. 52.
[11] Achmad Sholuhul Kholbi Muslimin. Al-Quran Hadits. 53.